Edisi 2
Berita Utama

Home

Daftar Isi
Redaksi
Berita Utama
Artikel
Interview
Kesehatan
Suplemen 1
Suplemen 2
Humor

upacarahutri.jpg
Upacara HUT RI ke-56 di Wisma Duta KBRI Ankara

Berbangsa dan Bernegara Indonesia
 

Bangsa lahir oleh manusianya dan manusia dibentuk oleh bangsanya, begitulah sebuah ungkapan yang menggambarkan hubungan antara manusia dan bangsanya. Meskipun tidak diketahui dengan jelas siapa dan kapan ungkapan itu berlaku, pada kenyataan bangsa adalah merupakan suatu kesatuan, yang lahir karena adanya kesaman pada manusia-manusianya. Kesamaan budaya, bahasa, agama, adat istiadat dan letak geografisnya, menumbuhkan rasa kesadaran untuk berbangsa, yang akhirnya bermuara pada rasa memiliki dan mempertahankannya bangsanya.  Seiring dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa, kesamaan-kesamaan tersebut membentuk sebuah karateristik  yang menjadikan suatu bangsa berbeda dengan karakteristik bangsa lainnya.

Bangsa dan manusianya merupakan sebuah kesatuan. Satu sama lain saling memberi pengaruh dan saling menentukan. Namun pada akhirnya manusialah yang mempunyai peran penting dan paling menentukan dalam maju mundurnya sebuah peradaban bangsa. Ditangannyalah kendali jalannya kelangsungan hidup suatu bangsa. Menyadari hal itu, sudah sepatutnya manusia dituntut untuk bersikap patriotis dengan mempertimbangkan segala tindakan yang dilakukannya demi untuk  kepentingan bangsa. Mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan diatas kepentingan bersama jelas dapat merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Menyatunya berbagai rumpun bangsa di daerah khatulistiwa yang mempunyai kesamaan sejarah sebagai bangsa yang berjuang dan melepaskan  diri  penjajahan, menciptakan suatu karakter yaitu karakter bangsa Indonesia. Oleh karenanya sudah sepatutnya, karakter yang menjadi kepribadian bangsa Indonesia tersebut dijunjung tinggi, kapan dan dimanapun kita berada.  Menjadi tugas rakyat Indonesia untuk berjiwa patriotis demi mengharumkan nama bangsa baik bangsa dan negara Republik Indonesia di luar negeri.

Mantan presiden Amerika serikat John F. Kennedy pernah mengeluarkan ungkapan yang sangat patriotis; jangan bertanya kepada bangsamu apa yang telah bangsamu berikan kepadamu, tanyalah pada dirimu apa yang telah kamu berikan kepada bangsamu. Ungkapan Kennedy tersebut mengajak kita untuk berintrospeksi diri atas darma bakti yang sudah kita lakukan pada bangsa dan negara.

Darma bakti seorang warga negara dapat diwujudkan dengan peran aktifnya dalam tatanan sosial kemasyarakatan sesuai dengan bidang dan profesi masing-masing. Hal tersebut dapat tercermin di negara yang berlandaskan hukum yang ditunjukkan dengan kepatuhan warga negara terhadap supremasi hukum.

Darma bakti bukan hanya  milik warga negara Indonesia di dalam negeri. Sebagai seorang pelajar  Indonesia yang menempuh studi di luar negeri, pelajar dituntut menjadi duta bangsa di ruang kuliah atau universitasnya. Pertanyaan mengenai perihal  Indonesia sering dikonfirmasikan kepada pelajar PPI ketika kasus kerusuhan seperti kerusuhan di Aceh, Kalimantan, masalah Timor-Timur dan masalah politik lainnya menjadi berita di Turki. Disinilah rasa patriotisme mereka diuji untuk menjawab pertanyaan dengan tetap mengedepankan nama baik bangsa selain memperkenalkan budaya Indonesia.

Kekacauan politik yang terjadi Indonesia saat ini sungguh menjadi     keprihatinan     buat PPI.    Reformasi    yang diperjuangkan oleh para pajar harus tidak boleh berhenti ditengah jalan. Sidang Istimewa MPR yang telah berlangsung semoga benar-benar mampu mengedepankan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi dan golongan. PPI berharap pergantian kepemimpinan nasional membawa harapan nyata bagi Indonesia untuk lepas dari keterpurukan di tengah peringatan HUT RI ke-56 Dirgahayu RI ke-56

Miftahus Surur, Ketua PPI

Mahasiswa Jurusan Sejarah,  Universitas Bogazici  

Enter supporting content here