Edisi 2
Suplemen 1

Home

Daftar Isi
Redaksi
Berita Utama
Artikel
Interview
Kesehatan
Suplemen 1
Suplemen 2
Humor

anggun.jpg

Anggun C. Sasmi
WANITA BERDARAH ASIA YANG HIDUP DI BARAT

Nama aslinya Anggun Cipta Sasmi. Ayahnya seorang penulis. Sedangkan ibunya seorang ibu rumah  tangga. Berapa  bulan  yang  lalupenyanyi kelahiran Jakarta 1974 , Anggun, menyumbangkan dua buah lagunya, dan salah satunya adalah "A Rose in  The Wind", dalam acara Lomba Kecantikan di Stasiun TV Star, Turki.  Penyanyi yang sekarang tinggal di Prancis ini juga merencanakan berduet dengan penyanyi setempat Turki, Tarkan, guna memperkenalkan album terbarunya "Chrysalis".  

Anggun tidak menginginkan bahwa album "A Rose in The Wind" dikatagorikan sebagai aliran pop-etnis. "Ketika saya membuat musik, saya tidak berpikir tentang alirah seperti tekno, jazz atau yang lainnya. Saya tidak ingin terikat pada salah satu jenis aliran musik, " Ujar Anggun.

Selama di Indonesia Anggun telah menerbitkan 5 album yang  telah terjual sekitar 4 juta copy. Karena ingin menyalurkan bakat pada dirinya, pada tahun 1994, Anggun pergi ke London dan memulai kehidupan barunya di sana. Ternyata Dewi Fortuna perpihak padanya. Di London Anggun bertemu dengan produser musik asal Prancis, Erick Benzi.

Album Anggun yang berjudul "Au Nom De La Luna" tidak hanya terjual di negara Prancis saja, bahkan sampai di lebih dari 30 negara. Lagu duetnya bersama dengan Erick Benzi "Chrysalis" dan lagu single pertamanya "Still Reminds Me" merupakan lagu-lagu yang sering diputar di radio-radio. Lagu-lagu lainnya diantaranya "Breathing", "Trears of Sorrow", dan Forbidden Love". Sejak kecil Anggun sudah sering masuk dapur rekaman. "Di Indonesia saya sejak kecil sudah diperkenalkan  dancing dan musik, ujar Anggun. Saya bisa bermain piano. 

Ketika masih remaja saya selalu mendengarkan musik yang beraliran Rock. Dulu saya ingin menjadi penyanyi Heavy Metal pertama di Indonesia. Ketika saya menyadari akan jati diri saya sebagai wanita, saya merubah keinginan tersebut".

Lagu yang berjudul "Snow on the Sahara" adalah hasil ciptaannya bersama pencipta dan pengubah lagu Erick Benzi. Pada lagu-lagu terakhirnya, yang mendorong Anggun untuk menciptakan lirik lagu adalah keinginan perasaan untuk bisa berbagi rasa dengan semua. "Di siang bolong kamu mengikuti konser dan bertemu dengan ribuan pencinta musik. Dan ketika malam datang, kamu tinggal sendirian. Nah, pada saat itulah perasaan akan datang. Ayah saya bilang, "Tulislah, dengan itu kamu bisa menerangkan dirimu sendiri." Oleh karena itu saya menulis lirik-lirik lagu".

Sebuah pertanyaan yang terlontar kepadanya mengenai keberadaannya di Eropa, dia menjawab dengan singkatnya. Eropa adalah pencipta. Di sebuah benua terdapat beberapa negara. Amerika merupakan sebuah negara,benua dan mempunyai kebudayaan juga. Semuaorang memakan hamburger atau pizza. Akan tetapi Eropa sangat berbeda sekali".

Menurut pengakuan mantan kakak kelas Anggun di SMP 216 dan SMA 68, Mas Heru, (redaktur buletin, red) sosok penyanyi Anggun tak nampak sebagai sosok artis yang terkenal saat itu. Walaupun ia sudah sering muncul di layar televisi dan telah menghasilkan lagu-lagu hits, penampilannya yang sederhana di sekolah membuatnya seperti orang kebanyakan.  Hanya sesekali  Anggun nampak di sekolah karena kesibukan jadwal rekaman dan konsernya. Yang pasti, setiap ada panggung kegiatan OSIS, anak-anak dari sekolah lain dan masyarakat sekitar datang hanya untuk melihat kebolehan Anggun di atas panggung.

Di sekolah, Anggun lebih banyak menyendiri. Mungkin memikirkan kesibukannya membagi waktu atara sekolah dan karier sebagai penyanyi, termasuk keputusannya apabila terjun ke dunia tarik suara secara profesional. Keputusannya menikah dengan produser lagu terkenal dan pergi ke luar negeri saat itu banyak disesali para pengemar. Terbukti Anggun menampik keraguan banyak pihak dengan manjadi penyanyi terkenal dunia yang mengharumkan nama Indonesia.

Rizal Rahmat

Mahasiswa Elektro, Universitas Uludag, Bursa