Edisi 6
Liputan Khusus 1

Home

Daftar Isi
Redaksi
Artikel
Liputan Khusus 1
Liputan Khusus 2
Pendidikan
Suplemen
Kesehatan
Humor

dharmawanita.jpg

Kunjungan Pengurus DWP KBRI Ankara ke TBMM (Parlemen Turki)

Pada tanggal 30 April 2002 yang lalu, atas undangan dari DMEDD (Min. of Foreign Affairs Wives Assc.) pengurus DWP KBRI Ankara  berkesempatan untuk mengunjungi  Parlemen Turki atau yang dikenal dengan T.B.M.M.  

 

Acara ini adalah salah satu program dari DMEED untuk kalangan diplomat atau istri diplomat yang bermukim di Ankara. Dari setiap kedutaan di Ankara beberapa hari sebelumnya diminta menginformasikan jumlah serta nama peserta yang akan mengikuti program ini, hal ini untuk menjaga keamanan serta ketertiban di dalam gedung Parlemen.

 

Demikianlah pada hari Selasa siang, semua peserta berkumpul di pintu Cankaya (Cankaya Kapisi), gedung parlemen. Dari KBRI adalah Ibu Tojib, Ibu Rossalis, Ibu Purnomo. Ibu Raka dan Ibu Rusdojo. Di pintu masuk ini, setiap peserta diberi name tag sebagai tanda pengenal. Lalu peserta dibawa ke General Assembly Hall (Ruang Sidang Utama), ditempat ini peserta disambut oleh Mrs. Omer Izgi (istri ketua parlemen). Kami beruntung karena pada saat itu akan ada sidang yang berlangsung di gedung utama tersebut, kami diperbolehkan masuk dan mendengarkan jalannya persidangan untuk beberapa menit.

 

Didalam ruang sidang peserta dapat melihat secara langsung deretan kursi merah khas parlemen Turki yang biasanya hanya dilihat melalui siaran TV, dijelaskan juga oleh guide dari gedung parlemen tentang susunan kursi. Dari tempat duduk kami yaitu deretan balkon khusus untuk kalangan diplomat, di balkon yang bersebrangan adalah untuk Presiden dan/atau kalangan militer, disebelah kanan balkon adalah tempat untuk pers, sedangkan diatasnya masih ada balkon yang lebih tinggi untuk tempat masyarakat awam yang ingin menyaksikan jalannya sidang. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat awam (rakyat) kedudukannya lebih tinggi dari semuanya.

 

Dibawah tempat deretan kursi merah dibagi dalam beberapa katagori, disebelah kiri adalah tempat untuk pegawai biro parlemen, kemudian deret berikutnya untuk peserta sidang dari kelompok pemerintah (PM dan Dewan Kabinet), dan ditengah-tengah adalah tempat untuk para anggota partai politik (dalam hal ini ada 6 partai politik). Sebelah kanan tersedia 16 kursi untuk  anggota-anggota partai independent.

 

Setelah mendengarkan sidang (dalam bhs. Turki) kurang lebih 10 menit dengan tema Information Strategy, peserta meninggalkan ruang sidang utama. Berikutnya kami menuju ke musium yang berisi tanda kenang-kenangan para tamu dari berbagai negara yang berkunjung ke parlemen ini. Selanjutnya kami diajak ke koridor pintu masuk gedung utama, disini diterangkan sejarah singkat gedung parlemen. Arsitek pembangunan Gedung Parlemen ini adalah warga negara Austria bernama Prof. Clemens Holzmeister, dan pembangunannya dimulai pada tahun  1939, tapi karena masalah keuangan dan juga akibat adanya Perang Dunia ke II pada saat itu, maka pembangunan berjalan tersendat-sendat. Pada tahun 1957 pembangunan dipercepat dan pada tanggal 6/Jan/1961, gedung ini resmi berfungsi sebagai Gedung Parlemen.

 

Berikutnya adalah kunjungan ke perpusatakaan. Perpusatakan gedung parlemen ini sangat besar dan merupakan terbesar ke-2 di Turki setelah Perpustakaan Nasional (Milli Kutuphane), disini terdapat 300,000 buku dan sekitar 6,000 informasi periodic yang setiap hari dikirim dari organisasi-organisasi Internasional seperti NATO, EU, dan sebagainya. Perpusatakaan ini menyediakan 3 jasa dasar yaitu, perpustakaan, penelitian dan dokumentasi. Perpustakaan ini juga telah dapat diakses melalui internet.

 

Dari sini para peserta berkesempatan bertemu langsung dengan Mr. Omer Izgi (juru bicara parlemen) di ruang kerjanya yang dengan ramah menerima kami semua. Kesempatan ini tidak kami sia-siakan, semua peserta berfoto bersama dengan beliau yang dengan tersenyum melayaninya.

 

Acara diakhiri dengan jamuan minum teh di ruang serba guna gedung parlemen oleh Mrs. Omer Izgi. Di sini para peserta selain dijamu minum teh juga diberi kesempatan mencicipi pengganan khas Turki seperti borek, dan juga makanan kecil lainnya. Di sayap kanan gedung ini terdapat meja-meja yang menjual aneka ragam souvenir seperti karpet, keramik, gantungan kunci, dan sebagainya. Banyak dari para peserta dengan antusias berkeliling dan berbelanja setelah menikmati hangatnya borek dan manisnya teh yang disajikan. Juga ada beberapa buku mengenai Turki yang dibagikan secara Cuma-Cuma kepada para peserta.

 

Demikianlah siang hari itu tampaknya para peserta semuanya merasa senang dan puas atas kunjungan ke Parlemen Turki. Kami dari KBRI juga merasa senang dan puas bahkan bangga berkesempatan mengunjungi Parlemen Turki, karena ada beberapa diantara Ibu-Ibu pengurus yang belum pernah sekalipun mengunjungi gedung parlemen Indonesia alias Gedung MPR/DPR di Jakarta.

 

Runi Purnomo  

Sekretaris Dharma Wanita KBRI Ankara