Gebyar malam seni Indonesia dalam rangka Indonesian Food Festival yang berlangsung selama dua minggu di Hotel Hilton Istanbul dan Ankara, Turki dari tanggal 6 sampai 18 Mei 2002. Kesempatan promosi yang jarang sekali didapatkan Indonesia tersebut diberikan oleh Hotel Hilton Ankara bekerjasama dengan makapai penerbangan Gulf Air dan DHL sebagai sponsor.
Tari dan Musik bertema "Kalimantan" memukau para hadirin yang duduk sambil menikmati jamuan khas masakan Indonesia. Para tamu yang hadir menyatakan rasa kepuasan mereka terhadap program acara "Indonesia's Night" tersebut. Menurut juru masak yang dikhususkan datang dari Indonesia, Bpk. Sukijo, tidak kurang dari 100 tamu datang setiap malamnya. Kebanyakan dari pengunjung yang datang adalah tamu-tamu hotel Hilton dan hotel-hotel lainnya, kalangan diplomat dari berbagai negara dan masyarakat Turki yang khusus datang untuk menyaksikan dan menikmati makanan Indonesia. Menurut juru masak yang mendampingi Bpk. Sukijo, Bpk Eri, banyaknya pengunjung tersebut tidak lepas dari promosi yang gencar dari Hotel Hilton Ankara melalui media cetak dan elektronik.
Dalam program acara budaya di stasiun televisi Kanal 8 selama 30 menit grup kesenian dan juru masak Indonesia diberikan kesempatan untuk mempertunjukkan tarian dan peragaan cara membuat masakan khas Indonesia. Menurut manajer hotel Hilton Ankara yang dikutip pimpinan grup kesenian Indonesia tersebut, Sdr. Trias F. Anugrah, banyak pemirsa televisi kanal 8 yang menanyakan perihal Indonesia Night tersebut kepada pihak producer program acara televisi tersebut setelah selesai penayangan program tersebut.
Menurut Sdr. Trias, tema Kalimantan dipilihnya karena selain kesenian Kalimantan jarang dipertunjukkan sebagaimana daerah lainnya seperti Jawa dan Sunda, peralatan musik yang dibutuhkan untuk pertunjukan kesenian Kalimantan relatif lebih sedikit dibandingkan dengan kesenian Jawa dengan Gamelannya. "Selain kebutuhan jumlah penari dapat disesuaikan, ritme musik dan gerak pada tarian kalimantan yang dinamik cepat juga menjadi daya tarik tersendiri", ujar Sdr. Trias.
Menurut Sdr. Trias kabar keputusan kepergian mereka ke Turki sangat mendadak. Dalam waktu kurang dari 3 hari mereka harus mempersiapkan segala sesuatu termasuk pembuatan beberapa paspor baru dan yang habis masa berlakunya, persiapan peralatan, dan lain lain. Menurut koreografer grup tari, Mas Yudi, mereka harus bersaing dengan grup seni pimpinan Didi Nini Thowok dan grup yang diajukan Dinas Kebudayaan sebelum Hotel Grand Melia sebagai pihak yang dipercayakan Hotel Hilton untuk meng audiensi group-group tari tersebut memilih mereka.
"Dengan jumlah penari dan pemusik yang dibatasi delapan orang, mereka semua harus multifungsi", ujar Sdr. Trias. Anggota goup yang terdiri dari delapan orang: Trias, Yudi, Aat, Bunga, Dian, Aris, Yuliana dan Wuri menyatakan bahwa mereka harus Kerja Bakti untuk suksesnya promosi budaya Indonesia di Turki tersebut. Menurut Sdr. Aat yang sehari-harinya bekerja sebagai staff TMII anjungan Kalimantan Tengah, letak kepuasan seniman sejati bukan dari segi materil tetapi dari kekompakan grup dalam menyukseskan pertunjukan dan apresiasi penonton terhadap pertunjukan seni yang mereka bawakan. Hal serupa dikatakan Sdri. Aries dan Yuliana yang telah berpredikat guru karena hampir menguasai seluruh jenis tarian di Indonesia.
Bagi para personil group pementasan mereka di luar negeri tersebut merupakan yang kesekian kalinya, tapi baru pertama kalinya bagi group yang baru dibentuk khusus untuk pertunjukan tari di Turki. Awalnya group tari dari sanggar Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti (STP Trisakti) yang sering mendapat obyekan manggung di Hotel Grand Melia mendapat tawaran untuk manggung di Turki. Sdr. Trias yang sehari-hari bekerja sebagai staff bidang kemahasiswaan STP Trisaksti dihubungi pihak Hotel Grand Melia untuk menyusun proposal bagi sanggarnya. Selanjutnya Sdr. Trias menyusun tema dan mempercayakan kepada Bpk Yudi selaku guru tari di sanggar tersebut untuk memilih anggota-nya. Selain Sdri Bunga, Dian, Wuri sebagai anggota senior sanggar tari STP Trisakti, Sdr Aries dan Yuliana dari sanggar tari TMII diambil untuk memperkuat performance group. Dengan tugas multifungsi Sdri. Bunga sebagai penari dan public relation pertunjukan, diharapkan dapat meminimalkan jumlah personil group tersebut. Selanjutnya karena permintaan Hotel Hilton untuk dapat mempertunjukkan musik tradisional Kalimantan secara langsung, Bpk. Yudi menghubungi sdr. Aat sebagai seniman senior kesenian Kalimantan. Menurut Sdr. Aat kekompokan dan kerjasama group ini tidak lepas dari bantuan moril dan materil STP Trisakti sebagai wujud peran serta universitas tersebut bagi promosi budaya Indonesia di luar negeri.