Edisi 3
Artikel 2

Home

Daftar Isi
Redaksi
Berita Utama
Lanjutan Berita
Artikel 1
Artikel 2
Interview
Liputan Khusus
Kesehatan
Humor

Safran Bolu

safranbolu.jpg
 

Safranbolu yang terletak di kawasan Laut Hitam bagian barat ini diperkirakan lahir sejak 4000 tahun SM.Sejak dimulainya kekuasaan Cndarogullari, Safranbolu dilihat dari sisa-sisa bersejarahnya termasuk daerah yang sangat miskin. Di sekitar bukit yang ditempati untuk pemukiman pemerintahan, terdapat pemukiman rumah-rumah kuno yang khas dan antik.  

Di kala Gazi Osman Pasa memegang kekuasaan, dia berhasil merubah gereja menjadi mesjid (Eski Cami), madrasah dan hamam yang dulunya termasuk milik kekuasaan Candarogullari.

Pada permulaan abad ke-14 di masa jalan sutera berlangsung, Safranbolu pun mengadakan hubungan dagang dengan pusat-pusat perdagangan di berbagai daerah dan mengakibatkan keberadaan Safranbolu sangatlah penting dalam kegiatan perdagangan di masa itu. Tetapi, letak geografi yang kurang menguntungkan sangat mempengaruhi perkembangannya sejarah Safranbolu. Sehingga dalam sejarahnya  Safranbolu tidak pernah menjadi kota pemukiman yang besar. Rata-rata mereka bermukim di kota- kota kecil sekitarnya dan menjadikan Safranbolu sebagai pusat perdagangan dan tempat persinggahan.

Pada pertengahan abad ke-17 setelah di bangun sebuah gedung yang bernama Cinci Han sebagai pusat perdagangan (mall kalo jaman sekarang..red), membuat sejarah perdagangan Safranbolu berubah. Ditambah orang-orang penting dalam pemerintahan Ottoman yang membangun berbagai bangunan untuk tujuan menambah penghasilan dan mencari kehormatan pribadi. Diantaranya Koprulu Camii (Mesjid Koprulu ), Izzet Mehmet Pasa Camii (Mesjid Izzet Mehmet Pasa), pasar yang terdiri dari 50 toko sepatu dan yeni hamam (tempat pemandian air panas).

Tetapi sistem sehingga ini menambah lambat kemajuan Safranbolu dan lambat laun hasil produksi dari Safranbolu ini mati, seperti industri kulit. Dan semenjak Perang Dunia I, sistem pemerintahan Turki yang berubah menjadi republik, ditambah pembangunan pabrik industri besi-baja di Karabuk (kota di sekirat Safranbolu)  menambah cepat proses kemunduran ekonomi Safranbolu.

BENTUK RUMAH: Pada abad ke-18 dan 19, rumah-rumah di daerah Safranbolu menggambarkan kehidupan bangsa Turki lama, kultur, ekonomi, dan teknologinya. Hal ini terlihat dari sistem perumahan yang berkelompok-kelompok kecil serta terpisah-pisah lokasinya. Di samping itu faktor-faktor regional, iklim, dan kebutuhan sehari-hari menjadikan satu sama lain mempunyai ciri khas yang berbeda-beda (kesenian ataupun kultur .red). Demikian pula hasi kerajinan-kerajinan tangannya.

Bentuk rumah-rumahnya pun terbuat dari kayu, seperti pintu, jendela, pagar-pagar yang menghiasi balkon dan lain sebagainya. Umumnya di depan pintu masuk di susun rapi batu-batu seperti tangga yang dimaksudkan untuk bersantai-santai. Pada bagian dinding-dinding dan dapur dapat kita temukan berbagai macam lapisan-lapisan porselen khas Turki, gambar-gambar bunga dan tulisan-tulisan tangan yang di ukir rapi. Rumah-rumahnya memiliki ruang tamu yang luas, balkonnya bebas sinar matahari, halaman rumah yang luas dihiasi tanaman-tanaman dan bunga-bunga yang indah dan juga pohon-pohon yang tinggi seperti can dan cinar. Dengan keadaan seperti ini bisa mendukung mereka untuk bisa hidup senang dan tenang.

Kehidupan masyarakat Safranbolu dulu, ketika musim panas tiba mereka pindah ke Baglar selama 3-4 malah sampai 5 bulan. Dan ketika musim dingin tiba mereka pindah lagi ke daerah Carsi. Tetapi sekarang kebiasaan lama seperti itu sudah hampir hilang. Hampir semua penduduk baik di musim panas atau dingin mereka memilih tetap tinggal di Carsi. Mereka menyiapkan dua rumah,untuk mengatasi datangnya musim-musim tersebut. Dan sebagian besar yang dulu rumahnya terbuat dari kayu, mereka rusak dan pindah ke kota untuk mendirikan rumah dari beton.Rumah-rumah di Safranbolu umumnya terdiri dari dua sampai tiga tingkat, dan pintu masuknya terdiri dari dua belahan pintu yang cukup besar. Tingkat kedua atau ketiga biasanya digunakan sebagai salon (ruang tamu ..red). Dan setiap rumah  terdapat 2-3 kamar tidur, yang salah satunya dikhususkan untuk kamar tamu. Dan di setiap kamar dipasang tungku untuk menanggulagi dingin di musim salju.

KEHIDUPAN SEHARI-HARI: Penduduk (khususnya kaum pria) yang sudah cukup umur biasanya bangun pagi dan pergi shalat subuh ke mesjid. Sedangkan para wanita bangun lebih awal dan segera mempersiapkan sup (corba). Biasanya sebelum pergi ke mesjid mereka minum sup terlebih dahulu atau kadang juga sup itu diminum sepulang dari shalat. Kadang juga apabila mesjidnya terlalu jauh mereka shalat di rumah saja. Setelah itu mereka melongok dan memberi makan kuda atau keledainya, melihat-lihat kebunnya dan kadang juga langsung pergi ke kahve (tempat santainya kaum pria sambil nge-cay (minum teh) .red). Sedangkan si ibu sibuk di dapur menyiapkan sarapan dan memeras susu. Setelah sarapan si suami pergi ke tempat kerja. Ada yang ke ladangnya ada juga yang pergi ke Carsi untuk menjaga tokonya. Biasanya mereka tidak makan siang karena sarapan mereka yang agak telat dan cukup. Tapi seandainya sampai tepaksa pun mereka makan makanan ringan seperti pide. Adzan Ashar tiba berarti tanda untuk segera menutup tokonya. Mereka pergi ke mesjid.

KERAJINAN TANGAN: Diantara kegiatan-kegiatan masyarakat safranbolu, mereka juga dikenal sebagai pengrajin tembaga, mengingat lokasinya yang terletak di sekitar wilayah pengolahan tembaga. Karena tidak bisanya menggali tembaga yang ada di sekitar Safranbolu, maka tembaga  ini juga didatangkan dari kota lain dan diolah di sana.Selain tembaga mereka juga rajin dalam mengolah besi, pembuatan barang dari kulit, tatakan, sepatu kuda, kaos tangan dan tenunan.

Budi Zainal Mustaqim

Mahasiswa Matematik, Universitas Marmara